Oleh Muhammad Firdaus Immas
Secara
tidak langsung kehidupan para mahasiswa zaman sekarang memang seringkali
anda jumpai seperti gengsi-gensianlah ada juga yang mahasiswa menonjolkan
dirinya dan berpenampilan glamour. Tanpa
mereka ketahui ternyata mahasiswa tersebut hanya menyia-nyiakan hidup mereka yang sangat berharga sebagai seorang
mahasiswa.
Pergaulan
memang menjadi faktor utama dikalangan para mahasiswa. Mahasiswa
pun harus pintar memilih bibit bebet bobot mana yang bisa dikenal pergaulan
yang baik dan mana yang bisa menjadi keterbatasan
pergaulan. Keterbatasan pergaulan mahasiswa itu seperti halnya dia tidak melakukan hal-hal buruk, misal
meminum-minuman keras, narkoba, sex bebas dan lain lain yang berdampak buruk terhadap
masyarakat dan diri sendiri.
Tidak
ada salahnya kan orang tua masih ikut campur tangan ataupun memantau kehidupan
anaknya yang sedang mahasiswa? Bukan berarti jika sudah mahasiswa
itu orang tua sudah lepas campur tangan soal kehidupan yang dilalui oleh para mahasiswa.
Seringkali mahasiswa
yang sudah menemukan gaya hidupnya yang baru itu sudah enak sendiri dan melupakan
apa yang menjadi tanggung jawab kepada orang tua dan hanya menghamburkan uang saku
yang sudah diberi oleh orang tua. Nah, disitulah pentingnya peran orang tua untuk
memantau anaknya yang sedang menjalani dijenjang perkuliahan.
Rasa
gengsi memang seringkali menjadi hal yang amat besar dalam penguasaan diri mahasiswa sendiri. Dan ketika para
mahasiswa
tidak ingin dipandang rendah, lalu munculah pikiran untuk berpenampilan berlebihan
dan pengen banget dirinya dikenal oleh kalangan mahasiswa lainnya menjadi mahasiswa
yang gaul, memang dari situlah mahasiswa
harus menyiapkan mental untuk menghadapi hal tersebut.
Dan
yang paling memprihatinkan pada mahasiswa yang jauh-jauh dari luar kota mau
pun luar pulau, dan ternyata mereka hanya menonjolkan sisi penampilan saja dan mirisnya
lagi mahasiswa yang
dari kalangan kebawah, sudah uangnya minta dari orang tua, orang tuanya mencari
uang membanting tulang memeras keringat, sudah begitu uangnya hanya untuk beli rokok
dan beli pakaian-pakaian yang nggak penting bagi mahasiswa.
Disinilah
mahasiswa dibutuhkan
mental yang kuat untuk melawan gengsi, biarlah orang lain mengatakan kita,
“wah, kuliah kok pakai celana bahan”, kalo perlu kita balas saja dengan “emang masalah buat loh”, jangan diliat dari cara
berpenampilannya doang dong, lihat dulu mainnya. Maksudnya dari mainnya itu seperti
mahasiswa
hanya berpenampilan cupu tetapi otak mahasiswa tidak berpikiran cupu.
lanjutkan bro...
BalasHapuskembangkan lagi tata penulisanya
BalasHapussudah cukup baggus, namun dalam pemilihan bahasa dan penulisannya lebih diperhatikan lagi...
BalasHapuspengin liat dong kamu pake celana bahan kalo kuliah :p
BalasHapuscoba gengsi gak :D
perbaiki lagi tentang pemilihan kata
BalasHapusjos gandos nganti mbledos karo tuku bandos
BalasHapuspemilihan kata kunci belum ditemukan nih dos
BalasHapusperlu dikembangka lagi :)
BalasHapusada beberapa kata yang perlu di perbaiki :)
BalasHapuskeren
BalasHapussi idos pernah pake celana bahan pas kuliah eh ada yg bahas2 ngecengin, jd ini artikel bentuk jeritan hati nya gitu.. ckck :v
BalasHapus