Oleh Siti
Robingah Pujiati
(1102413003)
Mahasiswa,
merupakan kaum intelektual yang paling di takuti oleh para petinggi negeri ini,
mungkin karena perangainya selama sejarah kemerdekaan yang memang sangat
berperan aktif dalam menegakan keadilan di negeri ini. Pada Mei 1998 para kaum
intelektual ini berhasil menurunkan presiden Republik Indonesia pada saat itu
yaitu Soeharto.
Sepanjang
sejarah pergerakan mahasiswa di Indonesia tidak pernah lepas dengan organisasi Boedi Oetomo, organisasi tersebutlah
yang konon katanya menjadi organisasi mahasiswa pertama yang didirikan di
Indonsia, yaitu pada tanggal 20 mei 1908. Jika kita telaah lebih dalam mengenai
sejarah, sifat serta perjuangan mahasiswa pada jaman dahulu, tentunya akan
menemui beberapa perbedaan dan perubahan yang sepertinya terjadi secara
perlahan tapi pasti. Walaupun masih beberapa mahasiswa yang mewarisi sikap,
mental, dan keberanian para pahlawannya tersebut, namun saya kira hanya
beberapa persen saja dari jumlah keseluruhan mahasiswa di Indonesia.
Jika dahulu dengan
lantangnya mengkritisi dan tidak tanggung-tanggung turun ke jalan untuk melawan
pemerintah ketika ada system yang di rasa merugikan masyarakat, Tapi tidak
untuk mahasiswa jaman sekarang, yang saya kira tidak lebih hanya sebagai
penonton di dalam kekalutan masalah negeri ini yang terus menerjang, dan masih
saja apatis dengan keadaan bangsa yang sedang kalang kabut menghadapi
permasalahan yang tak kunjung usai,
Jangan kan
memikirkan Negara, memikirkan diri sendiri pun terkadang masih dilema, tidak
sedikit dari mereka yang belum tau bagaimana seharusnya sikap dari seorang
mahasiswa, dan hal yang demikian juga di rasakan oleh penulis, hanya belajar
jika face to face dengan dosen, dan
itupun hanya beberapa jam saja ketika di kelas, tugas yang di berikan seakan-akan
menjadi beban yang amat berat dan mengganggu setiap waktunya di tambah
kebiasaannya yang hanya searching kemudian copi-tempel
dari satu alamat (blog) ke alamat lain, dengan cara yang seperti itu pun masih
saja berargumen bahwa tugas yang di berikan waktunya kurang lama, tugasnya
sangat sulit, dan masih banyak lagi celoteh mereka yang menggelikan, lucu
sekali bukan ?
Apalagi ketika
di lakukan evaluasi pada tiap akhir mata perkuliahan, mereka yang semula asyik
dengan pembicaraannya masing-masing, sehingga seolah-olah berhasil membuat
dosen seperti orang yang sedang berceramah sendiri di depan jamaahnya, Namun
tiba-tiba menjadi orang yang sangat taat, patuh dan menundukan kepala, entah
apa yang di pikirkannnya saat itu, saya kira sebuah kalimat ‘jangan tunjuk saya, please’. Atau
sebenarnya mereka paham dengan penjelasan yang di berikan oleh sang dosen,
masih ambigu tentang kebenaran di balik sikap diam saling menyibukan pikiran
masing-masing. Tapi mungkin hal-hal yang demikian merupakan sikap alamiah seseorang,
kebanyakan .
Dan sepertinya
aneh saja jika mereka masih meng-klaim dirinya sebagai mahasiswa, namun
sikapnya tak sedikitpun menunjukan sebagai seorang mahasiswa, seorang mahasiswa
sejati adalah mereka yang senantisa hadir memberikan solusi bagi permasalahan
yang ada, dan memberikan kontribusi yang positif kearah perbaikan bangsa ini.
Sekali lagi
penulis menyampaikan bahwa tidak semua mahasiswa seperti yang di deskripsikan
di atas, hanya saja kebanyakan. Dan semua itu sah-sah saja untuk dilakukan karena
sejatinya manusia jauh dari kesempunaan. Hidup mahasiswa!
dalam artikel tidak ada kata kuncinya ya
BalasHapuscukup menarik judulnya
BalasHapusmahasiswa sjati itu mnjunjung tri dharma perguruan tinggi, \m/
BalasHapusbermanfaat sekali :)
BalasHapuslain kali membuat judulnya "saya anak kos" ya
BalasHapus